Nyarink.com - Jika anak suka dengan corat coret tembok. Walau terkesan rebellious, semua ada aturan mainnya. Cuma di sisi tembok ini dan harus penuh gambarnya sebagai mural. Kalau melanggar aturan tetep ada 'punishment' (tidak jajan atau nonton kartun saat akhir pekan).
Karena ada aturan main. Mereka belajar ada tanggung jawab di setiap kebebasan. Belajar tentang konsekuensi. Belajar berkarya di setiap medium dan tantangannya. Kalau dilakukan dengan benar dan dibimbing, mereka tidak akan kebablasan.
Seperti kasus sofa putih ini. Ada coretan kecil, maka di tegur. Hayo siapa ini yang coret2 di sini? Maka bentuk 'hukumannya' adalah sekalian menggambar satu sofa. Dan karena memang kebetulan saat itu sofanya sudah dekil XD akhirnya disimpan jadi kenangan.
Baca Juga: Shoppe Indonesia Buka Banyak Lowongan Pekerjaan Pada Desember 2021, Cek Jenis Pekerjaannya

Berikut langkah yang harus dilakukan ketika balita mulai corat-coret tembok :
Pertama: apresiasi, puji gambar dia, anggap sebagai mural.
Kedua: bikin aturan main dan batas area. Kalau keluar batas, beri hukuman seperti tidak boleh makan es krim atau nonton kartun.
Segitu ngaruhnya fasilitas dan dukungan orang tua.
Artikel Terkait
Mencegah Suara Serak Saat Berbicara Depan Banyak Orang, Berikut Penjelasannya!
HP Smartphone Dengan Kamera Drone Terbang Pertama di Dunia
Tidur Pagi atau Siang Hari untuk Ibu Pasca Melahirkan Sebabkan Darah Putih Naik Ke Mata Ternyata Hoaks
BPN Cimahi Gelar Sosialisasi Pencegahan Kasus Pertanahan
Otak Atik Nyalon Presiden, Ridwan Kamil: Duitnya Gede! Realistisnya Jilid 2 Aja.